Dengan
istilah “dunia” (the world), Freire merujuk kepada realitas budaya. Dunia bukan
sebuah realitas yang sudah tersedia sebagaimana realitas alam. Dunia diciptakan
manusia dalam perjalanan waktu atau sejarah (serempak pula manusia diciptakan
oleh sejarah). Dunia bukanlah realitas yang independen dari manusia. Freire menolak
bahwa dunia berada sebagai sebuah realitas yang terpisah dari manusia.
Kesadaran
tentang dunia melalui dunia kesadaran akan mengkondisikan manusia untuk
senantiasa merancang keberadaannya (bereksistensi) di dunia dengan cara yang
kreatif berbeda dengan hewan, tidak memiliki dunia, kehidupannya hanya sekedar ekstensi
dari life-support-nya. Menurut Freire,
dunia ini hakikatnya spiritual. Kesadaran manusia yang menciptakannya. Lalu karena
dunia adalah ciptaan manusia, maka dunia mengalami perkembangan.
Tidak
berarti Freire menerima tesis evolusi sebagaimana yang dilakukan oleh John Dewey
dalam menjelaskan perkembangan kehidupan “hukum besi”. Freire (1997 :53)
menegaskan : “Dunia bersifat tidak static dan tertutup. Dunia bersifat terbuka
bagi intervensi manusia. Dunia tidak memiliki “hukum besi” yang melibas manusia
yang tanpa daya terseret oleh hukum besi tersebut. Juga, tidak benar adanya
pernyataan bahwa sejarah sudah berakhir sebagaimana dikemukakan oleh kaum
neoliberal. Sejarah berjalan terus menuju kemungkinan-kemungkinan. Juga tidak
benar adanya pernyataan bahwa masa depan bersifat predetermined sebgaimana dikemukakan oleh kaum kiri.”
Di
dunia manusia adalah subjek. Akhir dari sejarah adalah sebagimana yang kita
alami saat ini: kapitalisme, demokrasi, globalisasi, juga penganggura,
kemiskinan, penderitaan. Juga, masa depan tidak sudah pasti (predetermined future) sebagimana yang
diyakini oleh kaum kiri dengan eschathology
Marx. Dunia berada diluar manusia, dunia objektif manusia, terpisah dari
manusia karena itu sering menciptakan “hukum” tersendiri yang dapat menenggelamkan
kesadaran. Iptek dapat membuat manusia memujanya, iptek menjadi mirip dengan
agama, manusia menjadi seakan tidak punya pilihan lain selain iptek. Dalam beragama
tersedia pilihan berbagai agama, namun dalam iptek tidak demikian halnya. Terdapat
tuntutan bahwa masalah keidupan harus diselesaikan secara ilmiah.
Freire
menuntut agar manusia dapat membangun interrelasi dengan dunia dan sesama
manusia. Manusia bukan hanya di dunia, tetapi bersama dunia. Dalam interrelasi ini
manusia menjadi subjek, setiap manusia adalah subjek. Interrelasi ini mengalami
perkembangan, karena manusia melakukan dialektika. Dialektika ini adalah kisah
perjalanan subjek yang diakletis dengan dunianya. Dialektika ini terutama
merupakan peranan dari kesadaran manusia.