1.
Perkembangan Fisik
Fase
remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan
berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan
fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan,
dan kaki. Pada remaja akhir,proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh orang dewasa
dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik
ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi
dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri
Seks Primer
Perkembangan
psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh
yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ
seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami
“mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat
pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk
kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus
awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan,
depresi, dan mudah tersinggung. Psikologi remaja
2) Ciri-ciri
Seks Sekunder
Perkembangan
psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi
kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria
mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki,
ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria
berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada remaja
wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada
ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi wanita dewasa secara proporsional.
2. Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak
mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara fungsional, perkembangan
kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Secara intelektual
remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
b. Berfungsinya kegiatan
kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
c. Sudah mampu menggunakan
abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak
e. Memikirkan masa depan, perencanaan,
dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja
g. Wawasan berfikirnya
semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati
diri)
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya,
perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal
menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental
(mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah
mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di
lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat.
Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku
“salah suai”, misalnya : psikologi remaja
a. Agresif : melawan, keras
kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
b. Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan
harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
a. Adekuasi (ketepatan)
emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap
hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
b. Mengendalikan emosi :
tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak,
menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
4. Pekembangan Moral
Remaja sudah mampu
berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat
pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari
orang lain). psikologi remaja
5. Perkembangan Sosial
Remaja telah mengalami
perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition)
dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan
kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang
cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu
kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.
Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan,
kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
6. Perkembangan Kepribadian
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas
diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk
dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?). Terkait
dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang
dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam
perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja)
adalah :
1. Pertumbuhan fisik
semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
2. Kematangan seksual
berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3. Munculnya kesadaran
terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
5. Munculnya
konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa.
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan
memelihara identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1.
Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi
kelebihan dirinya
2.
Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang
diidamkan
3.
Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap
teman-temannya
4.
Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
7. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah
penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini
terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan
kritis psikologi remaja hingga
menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai
agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara
kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang
memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral
lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami
benturan-benturan dan ujian.
8.
Perkembangan Bahasa
Aspek bahasa
berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban.
Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa
untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau
orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan.
Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan
intelektualdansosial. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir
merupakan suatu proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi
berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan
kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan
perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan bahasa yang berjalan pesat pada
awal masa sekolah dasar mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja.
9.
Perkembangan Moral
Remaja sudah mampu berperilaku yang
tidak mememntingkan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa
ingin diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). Sedangkan
ciri-ciri perkembangan moral menurut Elizabeth B. Hurlock (1997: 225) adalah
sebagai berikut:
a. Pandangan moral remaja semakin lama
semakin abstrak.
b. Penilaian moral remaja semakin
kognitif
c. Penilaian moral remaja mengalami
orientasi dari egosentris ke sosiosentris, kemudian
ke prinsif universal.
d. Penilaian remaja secara psikologis
lebih mahal, karean seringkali mengalami ketegangan psikologis.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuspenulis yang baik...alangkah baiknya jika tulisanmu ini dicantumkan penguatnya dan sumber yang jelas
BalasHapus