Senin, 11 Desember 2017

Dampak Tayangan (Drama Korea) di Televisi dalam Perubahan Sikap dan Perilaku Remaja




Di era globalisasi saat ini, semua hal dengan mudah dapat masuk ke negara kita, Indonesia tidak hanya perdagangan bebas, namun budaya-budaya dari negara luar pun mudah ditularkan. Ditunjang dengan perkembangan teknologi informasi seperti televisi merupakan media yang dianggap dominan dibandingkan media lainnya, budaya popular dengan mudah berkembang. Salah satu budaya popular yang sedang dan masih booming di Indonesia adalah demam Korea (Korean Wave).

 Munculnya budaya popular ini membawa dampak tersendiri bagi Indonesia khususnya untuk kalangan remaja. Remaja dianggap sebagai fase dimana seorang anak masih mencari-cari jati dirinya, membuat remaja seringkali mencari panutan dari orang-orang yang dianggapnya berpengaruh dalam hidupnya. Sehingga tidak aneh, jika ada remaja menjadi fans dari seorang artis, karena mungkin sang artis membawa pengaruh dalam hidup remaja. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah pengaruh yang dibawa oleh artis tersebut baik ataukah buruk, kemudian bagaimana dampaknya pada perilaku remaja tersebut. Disadari maupun tidak artis sebagai orang yang kehidupannya selalu disorot mau tidak mau menjadi panutan (role model) bagi para fansnya.

Sebagian besar drama addict menjadi lebih sering berkhayal setelah menonton drama selain itu juga mereka menjadi lebih agresif (cepat marah) apabila hobi mereka menonton tayangan tersebut diremehkan oleh orang lain khususnya teman sebaya mereka. Menonton drama juga didasari oleh rasa takut karena tidak diperhitungkan dilingkungan pertemanan. Mereka mengaku merasa ketinggalan zaman jika tidak menonton tayangan Korea yang satu ini karena teman bergaul mereka rata-rata menonton tayangan tersebut. Mereka merasa malu dan takut akan anggapan “ketinggalan zaman” dan itu merupakan salah satu faktor yang mendorong mereka menonton drama. Rasa takut tidak diperhitungkan yang ditunjukkannya secara tidak sadar mempengaruhi sikapnya sehari-hari, dimana akhirnya ketika ada waktu senggang mereka  menghabiskan waktu untuk menonton tayangan tersebut.

Kecenderungan perilaku meniru yang dilakukan oleh drama addict dimana mereka mengadopsi bahasa dan fashion yang ditampilkan dalam tayangan drama sehingga bisa memperkaya pengetahuan informan melalui bahasa negara lain sedangkan meniru fashion dianggap masih dalam koridor yang sesuai dengan adat istiadat yang masyarakat Indonesia junjung tinggi. Namun apabila peniruan ini dilakukan dengan kondisi yang memaksakan seperti memaksa memiliki pakaian dengan brand yang sama dengan sang artis dimana pastinya dengan harga yang cukup mahal itu kan menjadi suatu yang negative untuk ditiru. 

Para drama addict memilih untuk menghabiskan waktu sehari-hari yang tanpa mereka sadari aktivitas tersebut dapat menghambat kreatifitas dan menghambat sosialisasi mereka dengan lingkungan secara nyata. Mereka cenderung lebih senang menghabiskan waktunya untuk menonton drama daripada menghabiskan waktu mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.  Sebagian ada yang bersosialisasi hanya dengan sesama penggemar drama, biasanya mereka memiliki komunitas sendiri yang memiliki kegemaran yang sama seperti mereka. 

2 komentar:

  1. Terbaru dan kekinian banget, gratis pula, kabar gembira sekarang ada yang lebih mudah menyaksikan film dan drama korea,tinggal Download aplikasi MYDRAKOR secara gratis nonton drama korea 24jam gratis.

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus

Resume Buku Struktur Fundamental Pedagogik "The World"

Dengan istilah “dunia” (the world), Freire merujuk kepada realitas budaya. Dunia bukan sebuah realitas yang sudah tersedia sebagaimana real...