1. Perkembangan Fisik-Motorik
Perkembangan fisik di masa
kanak-kanak tengah dicirikan oleh variasi yang cukup besar dalam pola
pertumbuhan. Variasi ini mungkin karena jenis kelamin, asal etnis, genetika,
hormone, gizi, lingkungan, atau penyakit yang diderita. Kebanyakan gadis
mengalami percepatan pertumbuhan sekitar usia 9 atau 10 tahun, sedangkan anak
laki-laki mengalami percepatan pertumbuhan yang sama disekitar usia 11 atau 12
tahun.
Anak perempuan lazimnya sedikit
lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki hingga sekitar 9 tahun,
ketika tinggi dan bobot badan mereka kira-kira sama. Pada usia 10 tahun baik
laki‐laki maupun perempuan tinggi dan
berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja yaitu
12 ‐ 13 tahun anak perempuan berkembang
lebih cepat dari pada laki‐laki,
Sumantri dkk (2005).
Kemampuan motoric anak usia 9-10
tahun
a. Kecepatan dan kehalusan aktivitas
motoric meningkat
b. Mampu menggunakan peralatan rumah
tangga
c. Keterampilan lebih individual
d. Ingin terlibat dalam banyak hal
e. Menyukai kelompok dan mode
f. Mencari teman secara aktif
2. Perkembangan
Kognisi
Perkembangan
kognitif yang terjadi antara usia 9-10 tahun disebut oleh piaget sebagai tahap
operasi konkret. Pada tahap ini anak-anak tidak dapat berfikir secara logis
maupun abstrak. Anak usia ini dibatasi untuk berfikir konkret – nyata, pasti,
tepat, istilah yang lebih menunjukkan pengalaman nyata dan konkret ketimbang
abstraksi. Selain
memasuki tahap operasi konkret, anak-anak usia sekolah dasar dengan pesat
mengembangkan kemampuan daya ingat dan kognisi, termasuk kemampuan
meta-kognisi, yaitu kemampuan memikirkan pemikiran mereka sendiri dan
memelajari cara belajar.
3. Perkembangan
Sosioemosi
·
Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan
harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat tempat anak tumbuh kembangkan
tugas perkembangannya. Dalam belajar hidup bermasyarakat diperlukan tiga proses
dalam bersosialisasi, yaitu:
a. Belajar
berperilaku yang dapat diterima sosial.
b. Memainkan
peran sosial yang dapat diterima
c. Perkembangan
sikap sosial.
Jika
peserta didik tidak mampu melakukan 3 proses sosialisasi diatas maka peserta didik
tersebut berkembang menjadi orang yang nonsosial, asosial, dan anti sosial.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik melakukan sosialisasi
adalah sebagai berikut:
a. Kesempatan
dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.
b. Kemampuan
berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta didik maupun orang
dewasa lain.
c. Motivasi
peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.
d. Metode
belajar efisien dan bimbingan bersosialisasi.
Pengalaman
sosial awal memegang peranan penting bagi perkembangan dan perilaku sosial
selanjutnya. Sebab pengalaman sosial awal cenderung menetap. Jadi mudah atau
sulitnya perkembangan sosial anak selanjutnya tergantung pada baik buruknya si
anak mempelajari sikap dan perilaku sosial. Selain itu, pengalaman sosial awal
juga berpengaruh terhadap partisipasi sosial anak. Anak yang mempunyai
pengalaman sosial awal yang baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok
social begitu juga sebaliknya.
Para
peserta didik usia SD atau MI yang berada pada posisi anak akhir akan mulai
membentuk kelompok bermain yang selanjutnya berkembang menjadi kelompok belajar
dan melakukan aktifitas pada masa anak. Sedangkan peserta didik kelas 5 atau 6
kadang-kadang sudah mengalami masa puber. Pada masa ini seorang peserta didik
mengalami perubahan fisik sensual yang pesat. Sehingga seorang anak cenderung
menarik diri dari kelompoknya, kurang dapat berinteraksi dan bersosialisasi
dengan orang lain. Juga terjadi kemunduran minat untuk bermain dan melakukan
aktifitas kelompok serta cenderung bersikap antisosial.
·
Perkembangan Emosi
Perkembangan
emosi anak usia 9-10 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi
terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan
orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa itu adalah alat komunikasi
dengan orang lain. Dan bahasa sangat penting bagi manusia, karena manusia
adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Anak sekolah dasar dalam berbahasa terus berkembang, dari
mulai satu kalimat, dan seterusnya. Untuk itu perlu kita telusuri apa saja
perkembangan bahasa yang dialami oleh perserta didik. Tentunya bagi sorang guru
itu perlu mengetahui bagaimana perkembangan bahasa perserta didiknya.
Perkembangan bahasa pada usia sekolah yaitu antara lain,
Penggunaan bahasa pada anak,
aspek pada penggunaan bahasa adalah narasi dan percakapan. Umumnya pada usia
ini, tugas komunikasi menjadi kompleks dan sulit , sehingga anak-anak usia ini
mengalami kesulitan untuk memahami perasann orang lain.
Lalu meningkatnya jumlah
pembendaharaan dan spesifikasi definisi. Yaitu dalam masa pertumbuhan pemahaman
kata dan hubungannya berlangsung terus menerus, sehingga mereka dapat
memperkaya perbendaharaan katanya lebih banyak melalui bacaan-bacaan yang
sifatnya konstekstual, peningkatan tersebut mungkin setelah kelas empat SD.
Namun walaupun terjadi peningkatan perbendaharaan kata tidak selalu anak dapat
memahami makna suatu kata atau kalimat. Karena, dapat terjadi bila anak tidak
menguasai perbendaharaan dari semua kata di dalam kalimat, tapi anak itu dapat
memahami makna kata atau kalimat secara tepat. Sebaliknya, anak yang menguasai
arti dari seluruh kata dalam suatu kalimat tertentu tidak dapat memahami makna
kata atau suatu kalimat. Untuk itu dalam memaknai suatu kata ataupun kalimat
diperlukan lebih banyak kemampuan menjustifikasi suatu kata atau kalimat
daripada sekedar mengetahui arti kata.
Selanjutnya, pengembangan sintaksis
yang ada dan pemerolehan bentuk-bentuk baru secara simultan. Yaitu anak yang
terus menerus mengembangkan kalimat dengan mengelobarasikan kata benda dan kata
kerja. Penyatuan dan pemahaman fungsi terus berkembang. Struktur tambahan
mencakup bentuk kalimat pasif. Dalam perkembangan morpologi pada anak kelas
awal SD dapat ditandai dengan penggunaan kata imbuhan awalan, dan paling sulit
yang hadapi anak yaitu menenai penggunaan sisipan.
Perkembangan membaca dan menulis,
perlu diketahui bahwa faktor yang berpengaruh pada pembaca yang baik yaitu
kesediaan orang tua untuk menyediakan serta menciptakan lingkungan kondusif di
rumah bagi perkembangan kemampuan membaca melalui penyediaan bacaan. Membaca
bersama-sama merupakan aktivitas yang bernilai sosial tinggi yang melibatkan
secara aktif orang tua dan anak. Ada tumpang tindih antara menbaca dan menulis,
umumnya, penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Sebaliknya, proses
menulis berkaitan dengan kegiatan menggambar yang menunjukkan simbolis,
sehingga anak yang kemampuan melukisnya bagus maka menulisnya juga bagus.
·
Menciptakan perkembangan bahasa
yang optimal di KBM SD
Untuk menuntun anak dalam
mengenai perkembangan bahasa itu sangat penting. Karena dapat membantu anak
berkomunikasi dengan baik dan ank tersebut tentunya akan mengerti tentang
pemahaman-pemahaman tertentu. Untuk itu perlu sekolah terutama di setiap kelas
suatu pembelaajaran yang efektif sehingga perkembangan bahasanya bisa berjalan
secara optimal.
Pembelajaran yang optimal maka
sangat perlu bahasa yang komunikatif yang memungkinkan semua pihak yang
terlibat dalam interaksi belajar mengajar dapat berperan secara aktif dan
produktif. Bahasa itu merupakan alat komunikasi dalam pergaulan social sehingga
dengan komunikasi bisa menghasilkan pembelajaran efektif untuk mendapat
pendidikan yang optimal. apabila guru dan siswa saling komunikasi dengan baik
dan anak mengerti apa yang dikatakan oleh seorang guru, tentunya dapat
menghasilkan pembelajaran yang optimal. untuk itu, diharapkan seorang guru agar
menggunakan bahasa anak di dalam kelas daripada bahasa orang dewasa.
Dari terjalinnya suatu
komunikatif antara seorang guru dan peserta didik, tentunya pemberian
lingkungan kondusif bagi perkembangan bahasa itu sangat penting. Dengan adanya
lingkungan kondusif yang tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk
perkembangan bahasa pada saatnya, akan berdampak sangat positif terhadap
perkembangan bahasa anak, tidak hanya sebagai pengguna bahasa yang pasif, tapi
juga menjadi pengguna bahasa yang aktif. Untuk menciptakan suatu lingkungan
kondusif dikelas yaitu pengaturan tata letak meja kursi dan lainnya, dan juga
suara seorang guru agar tidak begitu lirih di dalam kelas, sehingga seorang
guru harus mengatur suaranya agar dapat didengar siswa semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar