Masa
Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah.
Ciri-ciri
pada masa kelas-kelas rendah( 6-8 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi
antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri
sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak
yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8
tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Setiap
fase perkembangan anak menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda. Demikian
pula pada anak usia SD mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Sumantri dan
Nana Syaodih (2006) karakteristik anak pada usia SD adalah:
1.
1. Senang Bermain
Pada
umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain. Karakteristik
ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti
IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti
pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
1.
2. Senang Bergerak
Karakteristik
yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang
lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
1.
3. Senangnya Bekerja dalam Kelompok
Melalui
pergaulannya dengan kelompok sebaya,anak dapat belajar aspek-aspek penting
dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok,belajar setia kawan,belajar tidak tergantung pada orang dewasa di
sekelilingnya,mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh
lingkungannya,belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing secara sehat
bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja dalam kelompok,belajar
keadilan dan demokrasi melalui kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi
bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan
suatu tugas secara kelompok.
1.
4. Senang Merasakan atau Melakukan Sesuatu Secara Langsung
Berdasarkan
teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan perkembangan kognitif,
anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah,
anak belajar menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Pada masa ini anak belajar untuk membentuk konsep-konsep tentang
angka,ruang,waktu,fungsi badan,peran jenis kelamin,moral. Pembelajaran di SD
cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung melakukan atau praktik
apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin,
dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar