Sabtu, 09 Desember 2017

Analisi Film The Last Samurai



  • Sinopsis The Last Samurai
Kapten Nathan Algren (Tom Cruise) adalah seorang laki-laki yang pikirannya terombang-ambing. Peperangan yang dulu ia pernah jalani, kini seperti sia-sia. Dulu ia mempertaruhkan hidupnya demi kehormatan dan negaranya, tapi bertahun-tahun sejak Perang Saudara di Amerika itu, dunia telah berubah. Faham pragmatis telah menggantikan keberanian, kepentingan diri sendiri telah mengambil tempat dari pengorbanan, dan kehormatan tidak dapat ditemukan di manapun – terutama di Amerika di mana kampanye untuk memberi peran pada orang-orang Indian berakhir dengan kekecewaan dan penderitaan.
Di belahan dunia lainnya, seorang prajurit juga merasa jalan hidupnya kehilangan pegangan. Ia adalah Katsumoto (Ken Watanabe), pimpinan terakhir dari barisan prajurit tradisional, Samurai, yang mendedikasikan hidup mereka untuk melayani kaisar dan negara. Seperti kehidupan modern yang mengubah Amerika, yangyangesak dan mengalahkan penduduk asli Amerika, hal itu juga mengancam nilai-nilai tradisi Jepang. Jaringan telegrap dan jalan kereta api yang membawa kemajuan kini telah mengancam nilai dan kode etik yang menghormati keberadaan Samurai selama berabad-abad.
Kedua prajurit tersebut bertemu ketika kaisar muda Jepang dibujuk oleh pedagang senjata Amerika yang melihat pasar Jepang menjanjikan keuntungan besar. Mereka lalu menyewa Algren untuk melatih serdadu Jepang dengan konsep perang dan persenjataan modern. Tetapi sebagai penasihat kaisar yang akan menghapus keberadaan Samurai, dalam suatu pertempuran Algren sangat terkesan dan terpengaruh dengan sikap Samurai yang mengingatkan pada dirinya dulu.
Setelah menjadi tawanan terhormat dari Katsumoto, Algren malah mempelajari kehidupan Samurai berikut ilmu perang tradisionalnya. Mantan prajurit Amerika itu melihat bahwa Kaisar Jepang sudah terpengaruh oleh kebudayaan Barat serta persenjataan modern yang ditunjukkan oleh para pedagang senjata, dan bertekad akan menghapus keberadaan Samurai, yang selama ini telah menghormati dan sangat loyal pada Kaisar. Sebagai wakil dari budaya modern yang pernah terlibat dalam penghancuran suku bangsa asli Amerika, Algren tidak rela para Samurai itu dibantai oleh senjata buatan negaranya.

  • Analisis Film The last Samurai
            The Last Samurai adalah sebuah film kolosal yang diangkat dari negara Jepang. Saya berkesempatan untuk membahas dan menganalisis film ini yang berkaitan dengan gangguan kepribadian yang dimiliki para tokoh .
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi. Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian. Secara umum, memiliki gangguan kepribadian berarti memiliki kaku dan berpotensi merusak diri sendiri atau merendahkan diri-pola berpikir dan berperilaku tidak peduli pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam hidup atau gangguan dari kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat kerja, sekolah atau situasi sosial lain.
Seperti yang sudah dilihat dalam film The Last Samurai ini sang tokoh utama yaitu Nathan Algren  masih menyimpan trauma atas perang saudara yang terjadi di negaranya, Amerika Serikat. Peperangan ini meninggalkan bekas luka yang amat mendalam di benaknya. Faham pragmatis telah menggantikan keberanian, kepentingan diri sendiri telah mengambil tempat dari pengorbanan, dan kehormatan tidak dapat ditemukan di manapun, terutama di Amerika di mana kampanye untuk memberi peran pada orang-orang Indian berakhir dengan kekecewaan dan penderitaan sehingga pada saat mendapatkan kepercayaan untuk melatih serdadu jepang dengan konsep peperangan dan persenjataan modern dia mengalami krisis percaya diri. Akibat dari krisis percaya diri ini maka pada saat Omura dan kolonel Bagley memutuskan untuk melakukan penyerangan kepada pasukan samurai Nathan Algren tidak memberikan keputusan yang tegas kepada Omura dan kolonel Bagley.
Nathan Algren yang memiliki rasa trauma dan juga depresi karena telah membunuh banyak orang yang menurutnya tidak bersalah dan tidak seharusnya terbunuh dalam peperangan. Didalam film ini adegan yang menjelaskan tentang traumatic yang dimiliki Nathan Algren yaitu disaat dia selalu mengingat atau flashback tentang perang-perang yang sudah ia lalui dan memakan banyak sekali korban, dia selalu mengingatnya bahkan pada saat dia sedang melakukan perang yang lainnya.
Berdasarkan teori, Kapten Algren mengalami gangguan kepribadian skizotipe dimana salah satu ciri gangguan kepribadian ini ialah penderitanya selalu dihantui oleh pikiran autistik atau pikiran  yang hanya dia sendirilah yang dapat memahaminya. Kapten Algren selalu dihantui perasaan bersalah akibat peristiwa kekejaman tersebut yang akhirnya membuat ia mengalami gangguan hingga menyebabkan hidupnya menjadi serampangan dan menjadi alkoholic.
Di lain sisi sang pejuang samurai  yaitu katsumoto menghadap kaisar untuk meminta kebijaksanaan dalam menghadapi masa transisi yang sedang terjadi di jepanh pada saat itu. Namun sang kaisar tidak berpihak kepadanya, menjadikan katsumoto beserta para samurai merasa terpukul. Katsumoto berfikir daripada ia harus mengikuti perintah sang kaisar ia lebih baik mati karena menurut adat setempat samurailah yang menjadi alat pelindung bila samurai dihilangkan maka ia merasa dirinya tidak berguna untuk hidup didunia ini karena tujuan ia hidup untuk melayani dan melindungi sang kaisar serta rakyat jepang.
Pada kasus katsumoto ini merupakan gannguan kepribadian agresif-pasif yang salah satu cirinya ialah penderita benci pada figur otoritas yanga akhirnya menyebabkan dirinya stress dan merasa tak dihargai lagi. Dan kaisar disini merupakan figur yang otoriter karena dalam menyikapi masalah transisi budaya, ia mengambil keputusan secara sendiri tanpa memikirkan nasib rakyatnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume Buku Struktur Fundamental Pedagogik "The World"

Dengan istilah “dunia” (the world), Freire merujuk kepada realitas budaya. Dunia bukan sebuah realitas yang sudah tersedia sebagaimana real...