Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya (Pratanti, 2007).
Menurut Pratanti (2007) Seorang yang asertif memiliki
kriteria:
- Merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan, pikiran dan keinginan.
- Mengetahui hak mereka.
- Mampu mengontrol kemarahan. Tidak berarti me-repress perasaan ini, akan tetapi mengontrol dan membicarakannya kembali dengan logis dan tidak dilandasi emosi semata.
Kategori perilaku
asertif
Prinsip dan bentuk asertif antara lain:
- pada prinsipnya asertif adalah kecakapan orang untuk berkata tidak, untuk meminta bantuan atau minta tolong orang lain
- kecakapan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan positif maupun negative
- kecakapan untuk melakukan inisiatif dan memulai pembicaraan.
Ada 3 kategori perilaku asertif yaitu :
- asertif penolakan yaitu ucapan untuk memperhalus, seperti misalnya : maaf !
- asertif pujian yaitu mengekspresikan perasaan positif, seperti misalnya menghargai, menyukai, mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur;
- asertif permintaan yaitu asertif yang terjadi kalau seseorang meminta orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai tanpa tekanan atau paksaan.
Keuntungan berperilaku asertif, dengan menyatakan apa adanya
perasaan atau emosinya seseorang tidak akan dikendalikan orang lain, efektif
dalam berinteraksi, lebih dihargai orang
lain, menjadi lebih percaya diri dan memiliki rasa puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar